Jumat, 04 Oktober 2013

Makalah Kenakalan Remaja

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kenakalan remaja bukanlah merupakan suatu masalah yang baru muncul kepermukaan, tetapi masalah ini sudah ada sejak berabad-abad yang lampau dan menjadi persoalan yang aktual hampir di semua negara-negara di dunia, termasuk di Indonesia, dan masalah ini bukan hanya terjadi di wilayah perkotaan bahkan sekarang sampai ke wilayah pedesaan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Romli Atmasasmita ( 1983 :23 ) bahwa : “Kenakalan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang anak yang dianggap bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum yang bcrlaku di suatu negara yang oleh masyarakat itu sendiri dirasakan serta ditafsirkan sebagai perbuatan tercela”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kenakalan merupakan suatu pengertian yang memuat segi-segi juridis maupun segi-segi sosiologis. Selanjutnya pengertian remaja dikemukakan oleh Zakiah Daradjat (1974:35) adalah:“Remaja adalah usia transisi. Seseorang individu telah meninggalkan usia kanak-kanak yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat. Banyaknya masa transisi ini tergantung kepada keadaan dan tingkat sosial masyarakat dimana dia hidup. Semakin maju masyarakat semakin panjang usia remaja karena ia harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan dalam masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannya”.
Berdasarkan pada kenyataan ini, sangat dituntut peranan keluarga ataupun orang tua untuk mengarahkan anak-anak remaja, sehingga tidak terjerumus kenakalan remaja. Disamping itu masyarakat juga harus turut berpartisipasi untuk mencegah timbulnya kenakalan remaja karena adaiah kewajiban setiap orang untuk ikut berpikir dan bertindak mengarahkan kehidupan para remaja untuk menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan ncgara. Dalam hal ini turut pula peranan pihak kepolosian sebagai salah satu instansi yang paling berwenang dalam mengatasi dan mengantisipasi kenakalan remaja.
Pada masa sekarang di Amerika Latin, dan Eropa Timur, tingkat infeksinya HIV di kalangan pengguna jarum suntik di atas empat puluh persen. Di Estonia, angka itu lebih dari tujuh puluh dua persen. Dalam makalah ini, saya ingin memperlihatkan bagaimana keadaan pergaulan remaja saat ini yang berada dalam keadaan kritis terhadap moralnya. Dan, saya juga ingin memberikan manfaat dan cara-cara penanggulangan bahaya dari pergaulan remaja, dengan melakukan berbagai macam hal dan tindakan yang berguna bagi keluarga, bangsa, dan agama.
Remaja pada belakangan ini sangat memprihatikan dalam keadaan moralnya. Banyak kasus-kasus yang ditangani oleh pihak kepolisian karena kelakuan remaja yang berada diluar garis moralitas remaja. Sehingga moral remaja saat ini berada di garis keparahan. Maka, Makalah ini mengangkat judul “ Kenakalan Remaja terhadap Moral Bangsa”

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud dengan moral?
2.      Apa pengertian kenakalan remaja?
3.      Apa saja teori tentang perilaku kenakalan remaja?
4.      Apa saja jenis-jenis kenakalan remaja?
5.      Apa saja ciri – ciri kenakalan remaja?
6.      Apa penyebab kenakalan remaja?
7.      Apa saja dampak kenakalan remaja dan contoh kenakalan remaja?

1.3  Tujuan Penulisan                      
          Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai beriku:
1.      Mengetahui Pengertian Moral
2.      Mengetahui Pengertian Kenakalan Remaja
3.      Mengerti tentang Teori Perilaku Kenakalan Remaja
4.      Mengetahui Jenis-jenis Kenakalan Remaja
5.      Mengetahui Ciri – Ciri Kenakalan Remaja
6.      Mengetahui Penyebab Kenakalan Remaja
7.      Mengetahui Dampak Kenakalan Remaja dan Contohnya

1.4 Manfaat Penulisan
makalah ini di buat untuk mengetahui akan permasalahan remaja saat ini dengan memberikan beberapa manfaat kepada:
1.    Orang Tua
·      Memberikan informasi kepada orang tua bahwa penelitian ini dapat digunakan untuk menyikapi, menanggulangi, dan menyadarkan kepada anak.
·      Memberikan semangat baru dalam pendidikan pergaulan remaja, termasuk di rumah dan di sekolah.

2. Masyarakat
·      Memberikan pengetahuan yang lebih baru dan lebih luas tentang remaja.
·      Menghindari tindakan-tindakan yang menyeleweng dari pihak-pihak tertentu kepada remaja.

·      Mengetahui  cara pencegahan dan penyelesaian akibat kenakalan yang dilakukan remaja saat ini.

BAB II
ISI

2.1 Pengertian Moral
             Kata moral merupakan kata yang berasal dari bahasa latin ‘mores’, mores sendiri berarti adat kebiasaan atau suatu cara hidup. (Gunarsa, 1986) Moral pada dasarnya adalah suatu rangkaian nilai dari berbagai macam perilaku yang wajib dipatuhi. (Shaffer, 1979) Moral dapat diartikan sebagai kaidah norma dan pranata[1] yang mampu mengatur perilaku individu dalam menjalani suatu hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal mutlak atau suatu perilaku yang harus dimiliki oleh manusia.
             Moral secara ekplisit merupakan berbagai hal yang memiliki hubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa adanya moral manusia tidak akan bisa melakukan proses sosialisasi. Moral pada zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Menurut Immanuel Kant, moralitas adalah hal kenyakinan serta sikap batin dan bukan hanya hal sekedar penyesuaian dengan beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa hukum negara, hukum agama atau hukum adat-istiadat. Selanjutnya dikatakan jika, kriteria mutu moral dari seseorang adalah hal kesetiaannya terhadap hatinya sendiri.
             Dalam kamus filsafat terdapat beberapa pengertian dan arti moral yang diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Memiliki kemampuan untuk diarahkan (dipengaruhi)  oleh keinsyafan benar atau salah, kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai dengan kaidah-kaidah perilaku nilai benar dan salah.
  • Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan orang lain.
  • Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau salah, tepat atau tidak tepat.
  • Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut apa yang dianggap benar, baik, adil dan pantas.
2.2 Pengertian Kenakalan Remaja
Juvenile delinquency ( kenakalan remaja ) ialah perilaku jahat/dursila, atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda merupakan  patologis[2]  secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.
 Menurut Paul Moedikdo,SH kenakalan Remaja  adalah :
  1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana[3], seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
  2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
  3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
Menurut Resolusi PBB 40/33 tentang UN Standard Minimum Rules for the Administration of Juvenile Justice ( Beijing Rules ) khusus dalam rules 2.2 kenakalan remaja  adalah salah seorang anak atau orang muda ( remaja ) yang melakukan perbuatan yang ‘dapat dipidana’ menurut sistem hukum yang berlaku dan diperlakukan secara berbeda dengan orang dewasa.
Remaja yang kebanyakan orang mengartikan bahwa masa peralihan antara masa kanak-kanak menjadi dewasa. Dalam masa ini anak-anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dan psikis.Mereka bukanlah anak-anak baik secara fisik, cara berpikir, ataupun cara bertindak. Tetapi bukan pula dikatakan orang dewasa yang telah  matang secara fisik maupun psikisnya.
Kenakalan remaja sudah menjadi masalah di semua negara. Setiap tahun tingkat kenakalan remaja ini menunjukan peningkatan, sehingga mengakibatkan terjadinya problema sosial. Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam pembentukan jiwa remaja. Bagi remaja yang ternyata salah memilih tempat atau kawan dalam bergaulnya. Maka yang akan terjadi kemudian adalah berdampak negatif terhadap perkembangan pribadinya. Tapi, bila dia memasuki lingkungan pergaulan yang sehat, seperti memasuki organisasi pemuda yang resmi diakui oleh pemerintah, sudah tentu berdampak positif bagi perkembangan kepribadiannya.

BATASAN TENTANG REMAJA
Perkembangan usia anak hingga dewasa dapat diklasifikasikan menjadi lima yaitu :
a. Anak, seorang yang berusia di bawah 12 tahun
b. Remaja dini, seorang yang berusia 12 – 15 tahun
c. Remaja penuh, seorang yang berusia 15 – 17 tahun
d. Dewasa muda, seorang yang berusia 17-21 tahun
e. Dewasa, seorang berusia di atas 21 tahun.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun.

2.3 Teori Perilaku Kenakalan Remaja
 Berikut ini adalah beberapa teori tentang penyebab kelakuan kenakalan remaja :
1. Teori Differential Asociation
Teori yang dikemukakan oleh E. Sutherland ini pada dasarnya melandaskan diri pada proses belajar. Kejahatan seperti juga perilaku pada umumnya merupakan suatu yang dipelajari.
2. Teori Anomie
Teori anomie yang diajukan Robert Merton merupakan teori yang berorientasi pada kelas-kelas sosial. Istilah anomie sendiri sebetulnya berasal dari seorang pakar sosiologi Perancis, Emile Durkeim, yang berarti suatu keadaan tanpa norma. Konsep anomie ini kemudian oleh Merton diformulasikan dalam rangka menjelaskan keterkaitan antara kelas-kelas sosial dengan kecenderungan pengadaptasiannya dalam sikap dan perilaku kelompok. Merton berusaha menunjukkan bahwa berbagai struktur sosial yang mungkin terdapat di masyarakat dalam realitasnya telah mendorong orang-orang dengan kualitas tertentu cenderung berperilaku menyimpang ketimbang mematuhi norma-norma kemasyarakatan.
3.Teori Sub-budaya Delinkuen
Teori ini dilontarkan oleh Albert K Cohen, yang menjelaskan terjadinya peningkatan perilaku delinkuen[4] di daerah kumuh. Fokus perhatiannya terarah pada satu pemahaman bahwa perilaku delinkuen di kalangan usia muda, kelas bawah merupakan cerminan ketidakpuasan mereka terhadap norma-norma dan nilai kelompok kelas menengah yang mendominasi.
4. Teori Netralisasi
Pada dasarnya teori netralisasi ini beranggapan bahwa aktivitas manusia selalu dikendalikan oleh pikirannya. Menurut teori ini orang-orang berperilaku jahat atau menyimpang disebabkan adanya kecenderungan di kalangan mereka untuk merasionalkan norma-norma dan nilai-nilai ( yang seharusnya berfungsi sebagai pencegah perilaku jahat ) menurut persepsi dan kepentingan mereka sendiri.
5. Teori Kontrol
Teori kontrol atau sering juga disebut teori kontrol sosial berangkat dari asumsi atau anggapan bahwa individu di masyarakat mempunyai kecenderungan yang sama kemungkinannya, menjadi ‘baik’ atau ‘jahat’. Baik jahatnya seseorang sepenuhnya tergantung pada masyarakatnya membuatnya demikian, dan menjadi jahat apabila masyarakatnya membuatnya demikian.

2.4 Jenis-jenis Kenakalan Remaja
Seperti yang sudah diuraikan diatas, maka kenakalan remaja yang dimaksud di sini adalah perilaku yang menyimpang dari atau melanggar hukum. Jensen (1985), membagi kenakalan remaja menjadi 4 jenis yaitu:
1.)  Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain; perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain- lain.
2.)  Kenakalan yang menimbulkan korban materi; pemerasan, pencurian                                                                          
3.)  Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban  di pihak orang lain;
pelacuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang,hubungan seks pranikah
4.)  Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar       dengan membolos, melanggar disiplin sekolah. Mengingkari status sebagai anak  orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya. Pada usia mereka,perilaku-perilaku mereka memang belum melanggar hukum dalam arti yang sesungguhnya karena yang dilanggar adalah status-status dalam lingkungan primer (keluarga) dan sekunder (sekolah) yang memang tidak diatur oleh hukum secara terinci. Akan tetapi kalau kelak remaja ini dewasa, pelanggaran status ini dapat dilakukannya terhadap atasannya di kantor atau petugas hukum di masyarakat. Karena itulah pelanggaran status ini oleh Jensen digolongkan juga sebagai kenakalan dan bukan sekedar perilaku menyimpang.
  Menurut tempat terjadinya kenakalan tersebut, kenakalan remaja dibagi menjadi:
  • Kenakalan dalam keluarga: Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang negatif, di sinilah peran orang tua sangat berpengaruh terhadap tindakan-tindakan yang akan seorang anak lakukan. Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal tertentu.Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara, tidak menghormati orang tua, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.
  • Kenakalan dalam pergaulan: Dampak kenakalan remaja yang paling nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas. Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang cukup berat.
  • Kenakalan dalam pendidikan: Kenakalan dalam bidang pendidikan memang sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya, membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dll.
2.5 Ciri – Ciri Kenakalan Remaja

Ciri-ciri kenakalan remaja mulai tampak pada remaja itu sendiri dengan mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik, antara lain :

a). Ngebut, yaitu mengendarai kendaraan dengan kecepatan yang melampaui kecepatan maksimum yang di tetapkan, sehingga dapat mengganggu bahkan membahayakan pemakai jalan yang lain.
b). Peredaran pornografi di kalangan pelajar, baik dalam bentuk gambar-gambar cabul atau tidak senonoh, majalah dan cerita porno yang dapat merusak moral anak, sampai peredaran obat-obat perangsang nafsu seksual, kontrasepsi penyalahgunaan barang-barang elektronik (misal internet dan handphone) dan sebagainya.
c). Anak-anak yang suka pengerusakan-pengerusakan terhadap barang-barang atau milik orang lain seperti mencuri, membuat corat-coret yang mengganggu keindahan lingkungan, mengadakan sabotase[5] dan sebagainya.
d). Membentuk kelompok atau gang dengan ciri-ciri dan tindakan yang menyeramkan, seperti kelompok bertato, kelompok berpakaian acak-acakan, blackmetal. Yang diikuti oleh tindakan yang tercela yang mengarah pada perbuatan anarkis.
e). Berpakaian dengan mode yang tidak sesuai dengan keadaan lingkungan, misal: memakai rok mini, youcansee, memakai pakaian yang serba ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya, dan di pandang kurang sopan di mata lingkunganya.
f). Mengganggu/mengejek orang-orang yang melintas di depanya, seperti jika menoleh atau marah sedikit saja di anggapnya membuat gara-gara untuk dikerjain.
     Sedangkan menurut PPDGJ III pedoman diagnostik untuk gangguan tingkah laku ( F-91)
1. Gangguan tingkah laku berciri khas dengan adanya pola tingkah laku dissosial, agresif atau menentang yang berulang dan menetap.
2. Penilaian tentang adanya gangguan tingkah laku perlu memperhitungkan tingkat perkembangan anak. Tempertantrum merupakan gejala normal pada perkembangan anak berusia 3 tahun, dan adanya gejala ini bukan merupakan dasar bagi diagnosis[6] ini. Begitu pula pelanggaran terhadap hak orang lain (seperti tindak pidana dengan kekerasan) tidak termasuk kemampuan anak berusia 7 tahun dan dengan demikian bukan merupakan kriteria diagnostik bagi anak kelompok usia tersebut.
3. Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali tingkah laku seperti yang diuraikan di atas Adapula Gejala-gejala yang dapat dilihat pada anak yang mengalami kenakalan remaja adalah :
a.       Anak tidak disukai teman-temannyasehingga bersikap menyendiri.
b.      Anak sering menghindar dari tanggungjawab mereka di rumah dan di sekolah.
c.       Anak sering mengeluh kalau mereka memiliki permasalahan yang mereka sendiri tidak bisa selesaikan.
d.      Anak mengalami phobia atau gelisah yang berbeda dengan orang-orang normal.
e.       Anak jadi suka berbohong.
f.        Anak suka menyakiti teman-temannya.
g.      Anak tidak sanggup memusatkan perhatian.
h.      Anak suka membolos dari sekolah dan lari dari rumah
i.        Anak sering meluapkan tempertantrum[7] yang hebat dan tidak biasa
j.        Anak berperilaku provokatif yang menyimpang
k.      Anak bersikap menentang yang berat dan menetap
2.6 Penyebab Kenakalan Remaja
 Beberapa penyebab dari kenakalan remaja meliputi gangguan-gangguan perilaku. Penyebab gangguan perilaku mungkin berasal dari anak sendiri atau mungkin dari lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling mempengaruhi.
·         Anak sendiri
a.   Penyebab yang diturunkan. Diketahui bahwa ciri dan bentuk anggota tubuh orang tua dapat diturunkan kepada anaknya. Demikian juga beberapa sifat kepribadian yang umum dapat diturunkan dari orangtua kepada anaknya.
b.  Penyebab yang diperoleh pada waktu anak berkembang. Telah lama diketahui bahwa gangguan otak seperti trauma kepala, ensefalitis[8], neoplasma dan lain-lain dapat mengakibatkan perubahan kepribadian. Anak dengan sindroma[9] otak organik ini mungkin menunjukkan hiperkinesia[10], kegelisahan, kecenderungan untuk merusak dan kekejaman.
·         Lingkungan
Meskipun faktor-faktor yang diturunkan itu mempengaruhi perilaku anak, akan tetapi faktor lingkungan sering lebih menentukan. Dan karena lingkungan itu dapat diubah maka dengan demikian gangguan perilaku itu dapat dipengaruhi atau dapat dicegah. Beberapa penyebab gangguan perilaku yang berasal dari lingkungan ialah:
1.      Orangtua
Gangguan yang disebabkan oleh orang tua misalnya sikap orang tua yang terlalu overprotective[11] terhadap remaja, kurangnya perhatian dan kasih sayang yang ditujukan pada remaja tersebut, sikap pilih kasih antara remaja tersebut dengan saudara-saudara lainnya, kurangnya pengawasan dari orang tua, atau bahkan karena keadaan status keluarganya yang brokenhome[12].
2.      Saudara-saudara
Gangguan ini disebabkan karena pengaruh dari sikap saudara-saudaranya yang melenceng dari norma yang ada, sehingga remaja tersebut mencontoh perilaku saudaranya.
3.      Hubungan di sekolahnya
Dalam kasus ini pengaruh teman sangat besar terhadap pengaruh moral remaja. Biasanya remaja saat ini berkelompok dan melakukan sesuatu yang sama dengan teman sekelompoknya. Sedangkan banyak remaja itu sendiri yang tidak tahu apa perilaku itu benar atau tidak.

2.7 Dampak Kenakalan Remaja dan Contoh Kenakalan Remaja
Saat ini, hampir tidak terhitung berapa jumlah remaja yang melakukan hal-hal negative (kenakalan remaja). Bahkan, dari dampak kenakalan remaja tersebut, banyak sekali kerugian yang terjadi, baik bagi remaja itu sendiri maupun orang-orang di sekitar mereka. Berikut beberapa dampak negative yang akan diperoleh bila seorang remaja melakukan suatu tindakan menyimpang (kenakalan remaja).
·         Kebiasaan melakukan hal yang buruk seperti kenakalan-kenakalan yang telah disebutkan di atas akan membentuk kepribadian atau akhlak yang buruk bagi pelakunya yang dikhawatirkan kebiasaan tersebut akan sangat sulit untuk diubah kedepannya.
·          Remaja yang melakukan tindakan menyimpang akan dihindari bahkan dikucilkan oleh banyak orang, dan tidak menuntut kemungkinan dia akan dianggap sebagai pengganggu serta bisa saja kehadirannya tidak diharapkan lagi bagi orang-orang disekitarnya.
·         Akibat adanya tindakan dikucilkan dari oarang-orang disekitarnya, remaja tersebut bisa mengalami gangguan jiwa. Yang dimaksud dengan gangguan jiwa disini bukanlah gila, tapi ia akan merasa terasing dari kehidupan bersosialisasi yang ada disekitarnya, yang akhirnya ia akan merasa sangat sedih, bahkan membenci orang-orang disekitarnya.
·         Masa depannya suram. Hal ini terjadi karena, kebanyakan dari mereka yang sudah terlanjur terjerumus ke dalam pergaulan bebas, hidup mereka perlahan akan kacau yang akhirnya dapat menyebabkan kehancuran bagi masa depan mereka dan tidak sempat memperbaikinya.
·          Kriminalitas bisa menjadi salah satu akibat dari kenakalan remaja. Bukan tidak mungkin bagi mereka akan memiliki keberanian dalam melakukan tindakan yang lebih berbahaya seperti halnya tindakan kriminal yang merugikan orang-orang disekitanya, misalnya mencuri demi mendapatkan uang atau barang-barang berharga lainnya

Ø  Contoh Kenakalan Remaja
a.       Tawuran adalah contoh kenakalan remaja yang marak terjadi saat ini.
b.      Pesta miras sekarang bukan hanya ada di kalangan  dewasa namun juga dibawah umur
c.       Balapan liar kini sudah menjadi tradisi

d.      Merokok bukan hanya marak di kalangan pria, namun juga wanita
  
e.       Narkoba sangat Mudah ditemukan
                                                                                
f.        Prostitusi kian marak di Indonosia



[1] Pranata: Tingkatan  pada kelas-kelas social masyarakat
[2]Patologis: Gejala sakit
[3] Hukum Pidana: Hukum yang mengatur tentang kejahatan dan pelanggaran terhadap kepentingan umum dan perbuatan tersebut diancam dengan pidana yang merupakan suatu penderitaan
[4] Perilaku Delinkuen: Perilaku menyimpang dari norma
[5] Sabotase: perampasan terhadap hak milik orang lain
[6] Diagnosis: Identifikasi mengenai sesuatu
[7] Tempertantrum: Suatu luapan emosi pada anak yang meledak-ledak dan tidak terkontrol.
[8] Ensefalitis: Peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus
[9] Sindroma: Beberapa ciri-ciri klinis, tanda-tanda untuk menegakkan diagnosa
[10] Hiperkinesia: Gerakan yang berlebihan secara abnormal dan fungsi yang meningkat secara abnormal
[11] Overprotective: tindakan pengekangan oleh orang tua kepada anak
[12] Brokenhome: keadaan keluarga yang tidak harmonis

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian yang telah dikemukakan terdahulu dapat dinyatakan bahwa lingkungan pergaulan para remaja dapat membentuk kepribadian dan kelakuan remaja dengan sangat cepat. Hal itu ditambah lagi dengan adanya perkembangan teknologi pengiriman informasi yang makin pesat, seperti internet, televisi, atau handphone.
Apabila pergaulan yang dilakukan remaja bersifat baik, maka dia akan berkelakuan baik, karena lazim di dalam pergaulannya. Dan, apabila pergaulan yang dilakukan oleh remaja bersifat jelek, maka dia akan terpengaruh oleh pergaulan itu, karena wajar dilakukan di pergaulannya. Akhirnya, dia akan melakukan perilaku yang menyimpang.
Semua hal itu harus kita lawan dan basmi dari pikiran dan kehidupan kita. Peran dari orang tua, teman sejati, guru, dan masyarakat sangatlah dibutuhkan dalam penanggulangan masalah ini. Peran ini harus dijadikan pedoman hidup, rambu-rambu, larangan, dan contoh dengan baik dan berguna.
Masalah pergaulan remaja juga dapat dijadikan sarana titik kebangkitan para remaja dengan cara melakukan kegiatan yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain, seperti mewakili sekolah masing-masing dalam perlombaan, melakukan penanaman hijau, dan lain sebagainya. Dengan kegiatan tersebut, maka dapat membantu remaja dalam menyiapkan masa depannya
Maka, sebagai kesimpulan khusus  yang diperoleh dari analisis data ialah :
1. Lingkungan pergaulan dapat mengubah kepribadian para remaja.
2. Remaja dengan lingkungan pergaulan yang baik lebih baik kepribadiannya daripada anak dengan lingkungan pergaulan yang jelek.
3. Peran orang tua, teman, guru, dan masyarakat sangatlah dibutuhkan bagi remaja dalam bentuk contoh dan nasihat untuk menghadapi masalah pergaulan remaja.
4. Timbulnya rasa peduli terhadap lingkungan dan pergaulan remaja, setelah melakukan perbuatan yang baik dan berguna.
3.2 Saran
Disarankan kepada para pembaca remaja, agar tidak mudah terjebak dan terpengaruh terhadap pergaulan remaja zaman sekarang, dengan cara membekali diri dengan agama yang kuat dan wawasan yang luas, disertai dengan berbagai kegiatan yang berguna bagi diri sendiri dan bagi orang lain.
Sedangkan kepada pembaca selain remaja, saya ingin mengusulkan untuk selalu memberi contoh dan nasihat kepada para remaja, dan melaksanakan program-program latihan dan kegiatan untuk remaja, seperti karang taruna dan bakti sosial, agar menumbuhkan rasa saling menyayangi antar sesama umat manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad, 1987, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung Aksara.
Arikunto, Suharsimi, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta RhinekaCipta
Atmasasmita, Romli, 1993, Problem Kenakalan Anak-anak Remaja (Yuridis Sosk Kriminologi), Bandung, Armico
Darajat, Zakiah, 1974 Problema Remaja diIndonesia, Jakarta, Bulan Bintang.
______, 1987 Pembinaan Remaja, Jakarta
Sembiring Mberguh, 2000, Kriminologi dan Remaja, Medan, UNIMED
Sudjana 1996, Metodologi Statistik, Bandung, Angkasa
Subekti R. Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Surahman Winarno, 1985 Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung, Tarsito
Willis S. Sofian, 1992 Problema Remaja, Bandung, Angkasa
_______, 1986 Kriminologi, Jakarta, Bina Aksara
_______, 1986, Patologi Sosial 2 dan Kenakalan Remaja, Jakarta, Rajawali

http://psikonseling.blogspot.com/2010/02/pengertian-kenakalan-remaja.html
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHa7c5.dir/doc.pdf
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12915

http://subandowo.blogspot.com/2008/08/kenakalan-remaja.html


1 komentar: