1. Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Hipnotis adalah
cabang ilmu psikologi yang mempelajari pengaruh sugesti terhadap pikiran
manusia. hipnotis disebut "hypnosis" atau "hypnotism" yang
berasal kata "hypnos", nama dewa tidur dalam mitologi Yunani
Kuno. “Sedangkan sugesti merupakan proses dimana individu menerima suatu
pandangan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa krititer
terlabih dahulu” (gerungan, 2004:65). Hipnotis banyak dikenal orang saat ini
sebagai sarana hiburan saja. Namun
sesungguhnya banyak pengembangan hipnotis yang telah dikembangkan oleh
para ahli hipnotis. Sebut saja dalam bidang kesehatan (pengobatan) dan yang
baru-baru ini muncul adalah dalam bidang pendidikan.
Dari tahun ke
tahun, Indonesia mengalami penurunan tingkat kecerdasan sumber daya manusianya.
Hal ini disebabkan oleh perkembangan teknologi yang pesat, sehingga peserta
didik lebih asik bermain game daripada belajar. oleh karena itu, banyak dari
kaum guru yang terus memutar otak agar dapat menciptakan media pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil dari proses belajar-mengajar. Media
pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan atau keterampilan belajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar. Sedangkan menurut Briggs (1977) “media
pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi
pembelajaran seperti: buku, film, video, dan sebagainya”. Kemudian
menurut National Education Associaton (1969) mengungkapkan
bahwa “media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras”.
Pengembangan hiopnotis dalam bidang
pendidikan adalah dengan ditemukannya media pembelajaran menggunakan
hipnoterapi. Metode ini disebut Hynoteaching.
Meskipun di Indonesia belum banyak yang menggunakan media pembelajaran ini,
tetapi hypnoteaching telah terbukti
efektif dalam mengoptimalkan kegiatan belajar-mengajar.
Dalam sebuah jurnal di newscientist.com, John Gruzelier, seorang
psikolog dari Imperial College di London melakukan riset menggunakan FMRI,
sebuah alat untuk mengetahui aktivitas otak. Dia menemukan bahwa seseorang yang
berada dalam keadaan terhipnosis, aktivitas didalam otaknya meningkat.
Khususnya dibagian otak yang berpengaruh terhadap proses berpikir tingkat
tinggi dan prilaku. Sehingga cara hipnotis sangat baik untuk dilakukan dalam
ranah pendidikan.
Dan juga menurut Ridwan Sank dalam
sebuah seminar, Hypnoteaching dapat
meningkatkan kreativitas, kepercayaan diri, empati dan sugesti positif dari
seorang guru. Metode ini didasari penggunaan ilmu NLP (Neuro Linguistic
Programming, bahasa pemrograman pikiran) dan aplikasi langsung hypnotherapy yang sudah sangat terkenal
di Amerika dan Eropa, yang juga meningkatkan kemampuan untuk membina hubungan
dengan dengan orang lain. Dengan menduplikat aplikasi yang sudah diterapkan di
Amerika dan Eropa, pengajar Indonesiapun kini sudah sedikit demi sedikit
mempraktikan hypnoteaching, guna
meningkatkan kemampuan siswanya.
Dalam proses belajar mengajar,
perbedaan yang dirasakan siswa ketika metode hypnoteaching ini diterapkan antara lain: meningkatnya kemampuan
konsentrasi, percaya diri, kedisiplinan, dan keorganisasian. Banyak manfaat
lain dari hypnoteaching, salah satunya
adalah proses belajar-mengajar lebih dinamis dan interaktif. Dengan metode ini,
guru dapat menciptakan suasana yang aktif untuk semua siswa, sehingga materi
yang diberikan sampai kepada semua siswa secara menyeluruh. Hypnoteaching dapat diterapkan pada siswa
dari semua jenjang pendidikan, termasuk mahasiswa. Dengan begitu, tidak hanya
di sekolah saja yang menggunakan media pembelajaran ini, namun juga diperguruan
tinggi. Alasanya hanya satu, untuk mengoptimalkan hasil proses belajar-mengajar
guna memperbaiki kualitas sumber manusia bangsa yang kini terus menurun.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah
ini akan diuraikan sebagai berikut sebagai berikut:
1.
Bagaimana sebenarnya Hipnotis itu?
2. Bagaimana
hypnoteaching memaksimalkan hasil
belajar-mengajar?
3.
Bagaimana cara pelaksanaan metode pembelajaran hypnoteaching?
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini
adalah:
1.
Mendeskripsikan bagaimana hipnotis itu.
2.
Mendeskripsikan bagaimana hypnoteaching dapat memaksimalkan hasil belajar-mengajar.
3.
Mendeskripsikan cara pelaksanaan metode
pembelajaran hypnoteaching.
2. Pembahasan
2.1 Definisi Hipnotis
Kata
hipnotis memang banyak didengar dalam keseharian. Namun, banyak yang selalu
berfikir tentang hipnotis yang biasanya ada dalam layar kaca. Pada mulanya
perkembangan hipnotis pertama kali bukanlah untuk hiburan seperti yang dikenal
saat ini, melainkan untuk pengobatan. Banyak sumber yang mengatakan tentang
sejarah hipnotis ini, Namun tidak ada yang mengetahui secara pasti awal mula
perkembangan hipnotis. Menurut sebuah sumber, salah satu sumber yang mencatat
awal mula hipnotis adalah catatan tertua oleh Ebers Papyrus yang menjelaskan
tentang cara pengobatan mesir kuno pada tahun 1552 SM. Dalam cacatan itu
diceritakan ada sebuah kuil tempat pengobatan yang bernama “Kuil Tidur”, pada
kuil tersebut, para pendeta mengobati pasiennya dengan cara menempelkan tangan
ke kepala pasien sambil membacakan sugesti penyembuhan. Dan para pendeta
tersebut dinyakini oleh masyarakat setempat pada masa itu memiliki kekuatan
magis.
Sesungguhnya hipnotis bukanlah
hal-hal magis yang berhubungan dengan hal negatif. Hipnotis sendiri adalah
sesuatu yang dapat dibuktikan secara ilmiah, bahkan secara logis. Hipnotis
mempunyai manfaat besar dalam kehidupan ini, baik bagi kesehatan fisik,
psikologi, dan hal-hal yang menyangkut patologi sosial (ilmu tentang
gejala-gejala sosial yang dianggap sakit). Di negara-negara maju, hipnotis
berkembang pesat dan dimanfaatkan secara positif. Alasan mengapa hipnotis
sangat berkembang pesat di dunia barat adalah karena masyarakatnya sudah
mengetahui pasti apa itu hipnotis. tidak seperti di Indonesia yang
masyarakatnya masih sering menyangkutpautkan hipnotis dengan kejahatan, pelet,
dan hal lain yang bersifat mistis.
Hipnotis sendiri adalah suatu
kondisi yang menyerupai tidur, Namun kerja otak berfungsi baik dan dapat
menerima sugesti dari luar, dan hal ini dapat dilakukan pada seseorang secara
sengaja. Hipnotis juga merupakan teknik untuk mempengaruhi orang lain agar
masuk ke dalam kondisi bawah sadar (trance),
seperti pada atraksi kuda lumping. Jadi, “hipnotis merupakan suatu fenomena
yang menyebabkan seseorang tidur secara buatan, yang mengakibatkan sang korban
secara tidak normal dapat terbuka untuk mengikuti saran/sugesti” Kamus Katolik Modern dalam Hajar
(2011:33). Saat seseorang dihipnotis, orang itu akan menerima semua sugesti
tanpa perlawanan. Hipnotis juga dianggap sebagai seni komunikasi untuk mempengaruhi
seseorang. Dalam hipnotis dikenal kata induksi. Induksi adalah memasukkan
sugesti dalam alam bawah sadar. Terdapat beberapa teknik dasar induksi hipnotis
yang populer digunakan, yaitu;
a.
Teknik Eye Fixation (Fiksasi Mata)
Teknik fiksasi mata menyarankan kepada suyet untuk terus berkonsentrasi pada
sebuah objek benda. Dengan fokus pada objek tersebut, maka mata suyet akan lelah karena pada dasarnya
teknik ini memanfaatkan kebosanan pada pikiran sadar dan lengah.
b.
Teknik Relaxation Or Fatigue Of Nervous System
(Relaksasi Atau Kelalahan Sistem Saraf)
Pada teknik ini suyet
diminta untuk merilekskan seluruh tubuhnya, mulai dari kepala, bahu, tangan,
kaki, hingga ujung kaki, sehingga tubuh akan benar-benar rileks.
c.
Teknik Mental Confusion (Membingungkan Pikiran)
Teknik mental
confusion memanfaatkan kebingungan pada pikian sadar suyet, sehingga pikiran sadarnya lenngah dan ia masuk dalam kondiri
trance.
d.
Teknik Mental Misdirection (Menyesatkan Pikiran)
Pada teknik ini, suyet
diminta untuk menggerakkan mata ke atas, ke arah ubun-ubun, dalam keadaan
terpejam dan disugestikan bahwa mata suyet
terkunci rapat.
e.
Teknik Loss Of Equilibrium (Kehilangan
Keseimbangan)
Teknik loss of
equilibrium merupakan teknik induksi dengan cara menggoyang-goyangkan tubuh
suyet agar masuk dalam keadaan trance. Setelah tubuh suyet rileks berikan sugesti agar suyet tertidur.
f.
Teknik Shock To Nervous Sistem (Kejutan Pada
Sistem Saraf)
Teknik ini memanfaatkan kejutan untuk membuat suyet masuk dalam keadaan trance. Kejutan diyakini dapat membuat
gerbang pikiran bawah sadar terbuka sementara.
Hal ini didukung oleh pernyataan Hajar (2011: 42-44) bahwa
Terdapat enam teknik induksi yang populer digunakan, yaitu; teknik eye fixation (fiksasi mata), teknik relaxation or fatigue of nervous system
(relaksasi atau kelalahan sistem saraf), teknik mental confusion (membingungkan pikiran), teknik mental misdirection (menyesatkan
pikiran), dan teknik loss of equilibrium
(kehilangan keseimbangan). Dengan berbagai teknik ini, hypnotherapist (orang yang menghipnotis) mempunyai banyak pilihan
untuk dapat menghipnotis suyet.
Karena alam
bawah sadar setiap suyet berbeda,
dalam melakukan hipnotis, terkadang suyet
sangat sulit untuk diberikan induksi. Hal ini disebabkan karena pikiran suyet belum sepenuhnya fokus untuk
mengikuti sugesti yang diberikan hypnoterapist.
Jika hal semacam itu terjadi, ulangin lagi sugesti yang diberikan dan gunakan
teknik induksi lain.
Dalam dunia
baru saat ini, hipnotis tidak hanya dilakukan untuk hiburan, melainkan untuk
kesehatan dan pendidikan. Dalam bidang kesehatan hipnotis sebenarnya tidak
asing lagi. Hal ini terbukti dengan sejarah yang menyebutkan bahwa seorang raja
mesir yang bernama Pyrrhus, Kaisar Vespasian, Francis I dari Prancis
dan para bangsawan Prancis lainnya sampai Charles X ternyata juga mempraktikkan
cara pengobatan yang intinya memberi sugesti kepada pasien untuk sembuh. Dan
pada sebuah dinding kuil di India juga digambarkan suatu proses pengobatan
pada saat pasien dalam kondisi trance
yang dicapai melalui suatu tarian atau gerakan-gerakan monoton dalam acara
ritual penyembuhan.
Dalam bidang kesehatan dan pendidikan yang
paling banyak disinggung adalah hipnoterapi. Hipnoterapi atau dalam istilah
asingnya Hypnotherapy merupakan
bagian dari ilmu psikologi yang memanfaatkan pikiran bawah sadar untuk
mengatasi dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan pikiran, perasaan dan
tingkah laku. Teknik hypnotherapy
pada dasarnya adalah teknik komunikasi, jadi jauh dari unsur mistik. Dalam
proses hypnotherapy, suyet diarahkan untuk masuk kedalam
kondisi trance (relaksasi pikiran)
sehingga klien lebih relaks, fokus dan sugestif menerima sugesti yang diberikan
oleh hypnotherapist. Hipnoterapi
dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran menggunakan hipnotis.
Nama lain dari teknik hipnoterapi yang digunakan untuk bidang pendidikan adalah
hypnoteaching, yang berarti
pembelajaran menggunakan metode hipnotis atau hipnoterapi. Hypnoteaching kini telah menjadi sebuah metode pembelajaran baru
yang patut dikembangkan guna memaksimalkan hasil proses belajar-mengajar yang
dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas.
2.2 Hypnoteaching dalam Memaksimalkan Hasil
Belajar-Mengajar
Hipnotis tidak
hanya berguna dalam mengatasi permasalahan yang menyangkut fisik mupun psikis,
melainkan juga bisa dimanfaatkan dalam upaya mengoptimalkan kegiatan
belajar-mengajar. Hipnotis jenis ini biasa disebut dengan hypnoteaching. Hypnoteaching
adalah metode pembelajaran terbaru yang menggunakan kekuatan sugesti agar para
siswa menjadi lebih cerdas.
Dalam sebuah jurnal di
newscientist.com, John Gruzelier, seorang psikolog dari Imperial College di
London melakukan riset menggunakan FMRI, sebuah alat untuk mengetahui aktivitas
otak. Dia menemukan bahwa seseorang yang berada dalam keadaan terhipnosis,
aktivitas didalam otaknya meningkat. Khususnya dibagian otak yang berpengaruh
terhadap proses berpikir tingkat tinggi dan prilaku. Dia menyebutkan bahwa manusia
mampu melakukan hal-hal yang dia sendiri tidak berani memimpikannya. Sehingga
hipnosis sangat berdampak dalam memotivasi dan meningkatkan kinerja. Hipnosis
dalam aktivitas keseharian, sebetulnya kerap kita alami. Namun, seringkali kita
tak sadar, bahwa apa yang sudah kita alami adalah serangkaian kegiatan hipnotis
dalam keadaan sadar. Peristiwa sederhana berikut sejatinya adalah hipnotis, hal
ini sering terjadi didalam kelas tatkala guru meminta semua siswa untuk diam
dan semua mahasiswa lalu diam, kelas pun hening. Pada saat itulah para siswa
telah terhipnotis oleh guru. Begitu pula ketika guru memberikan lelucon dan
para siswa tertawa, sejatinya mereka telah terhipnotis oleh gurunya.
Alasan
pentingnya hypnoteaching adalah
kenyataan bahwa selama ini guru terlalu membuat siswa merasa teramcam. Maksud
dari terancam disini adalah guru memberikan cara-cara yang tegas untuk membuat
siswa patuh terhadapnya. Sehingga siswapun menjadi takut untuk berinteraksi
dengan guru. Padahal keaktifan dikelas akan terjadi jika murid merasa nyaman
terhadap guru. Bayangkan saja, jika seorang guru menjadi momok menakutkan bagi
pada siswa, pastilah siswa akan diam saat pelajaran berlangsung karena mereka
terlalu takut untuk mengatakan aspirasinya.
Selain itu
alasan lain pentingnya hypnoteaching
adalah dapat memotivasi guru untuk menjadi sosok teladan bagi para siswa,
sehingga setiap hari guru akan selalu memberikan kata-kata positif kepada
siswa. Metode hypnoteaching terbukti
mampu menciptakan kelas yang menyenangkan bagi para siswa. Dan hypnoteaching ini bisa diterapkan pada
pendidikan formal maupun nonformal. Pada dasarnya, hypnoteaching akan mengubah persepsi para siswa terhadap guru yang
mengajar, yakni bahwa guru adalah seorang pelindung, bukan seorang yang patut
ditakuti. Suasana yang akrab dan menyenangkan akan memudahkan siswa dalam
menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan. Saat ini, sangat sulit
mendapatkan suasana kelas yang menyenangkan dan aktif. Kebanyakan saat
pelajaran formal siswa mengantuk, tegang, dan cenderung merasa bosan.
Dalam hypnoteaching, seorang guru dianggap
sebagai motivator, fasilitator, dan konselor oleh siswa-siswanya. Hal ini akan
menjadikan suasa belajar-mengajar lebih baik dan kondusif.
Adapun beberapa
kelebihan hypnoteaching dalam
kegiatan belajar-mengajar untuk meningkatkan hasil proses belajar-mengajar
adalah:
1.
Proses belajar-mengajar lebih dinamis dan ada
interaksi yang baik antara guru dan siswanya.
2.
Siswa berkembang sesuai dengan bakat dan
minatnya masing-masing. Tidak semua guru menyadari bahwa setiap murid memiliki
pemikiran yang berbeda tentang suatu hal. Bahkan banyak guru yang menerapkan
sistem belajar yang sama untuk semua siswa. Dengan metode ini guru juga sebagai
konselor. Sehingga guru harus mengetahui siapa yang perlu untuk dibimbing lebih
lanjut atau yang tidak.
3.
Siswa dapat dengan mudah menguasai materi karena
lebih termotivasi untuk belajar. Dengan sugesti yang diberikan oleh guru, siswa
akan termotivasi untuk belajar.
4.
Pembelajaran bersifat aktif karena guru bukan
menempatkan diri sebagai seorang yang selalu benar, melainkan seorang yang
mengajak berfikir bersama.
5.
Pemantauan terhadap siswa lebih intensif. Dengan
metode ini, guru dituntut untuk mengenali siswanya. Bukan hanya dalam
pembelajaran saja melainkan untuk hal-hal diluar pelajaran. Hal ini dimaksudkan
agar guru dapat memantau apa saja yang siswa perlukan dikelas.
6.
Siswa dapat berimajinasi dan berfikir kreatif
karena guru tidak mengurung pemikiran siswa dalam sebuah sangkar. Melainkan
melepaskan pemikiran siswa hingga siswa menemukan jawabannya sendiri.
7.
Dengan metode ini, siswa yang sulit diatur akan
lebih bersikap baik, sehingga tidak mengganggu teman-teman yang lain.
8.
Dengan suasana menyenangkan yang diciptakan oleh
guru, siswa akan berkonsentrasi penuh terhadap materi pelajaran yang diberikan
oleh guru.
9.
Proses pembelajaran dalam hypnoteaching lebih beragam karena hypnoteaching menggabungkan semua metode pembelajaran. Dengan game,
tanya jawab, sharing , dan lain-lain.
10. Meningkatnya
rasa kedisiplinan, dan keorganisasian siswa. Dengan metode ini, siswa akan
diberikan tanggung jawab sendiri untuk belajar, sehingga siswa dapat mengasah
kedisiplinannya. Dan juga siswa akan aktif dalam kelas sehingga akan membentuk
sikap keorganisasian yang tinggi.
Hypnoteaching memiliki banyak kelebihan,
namun metode ini juga memiliki hambatan. Adapun hambatan yang dalam pelaksanaan
metode hypnoteaching ini diantaranya
sebagai berikut:
1.
Metode Hypnoteaching
belum banyak digunakan oleh para pendidik di Indonesia, sehingga penggunaan
metode ini justru dianggap sebagai hal yang negatif.
2.
Kurangnya sarana dan prasarana yang ada
disekolah untuk menunjang pelaksanaan metode hypnoteaching. Hal ini karena hypnteaching masih metode yang masih
dibilang baru sehingga pemerintah masih belum memberikan sarana dan prasarana
untuk sekolah.
3.
Jumlah siswa dikelas yang terlalu banyak dan
waktu yang sedikit menyulitkan guru untuk memberi perhatian kepada siswa satu
per satu. Hal ini mengurangi kemampuan guru untuk menguasai kelas.
4.
Acuhnya masyarakat dengan keberadaan
metode-metode terbaru dalam pendidikan. Walaupun metode hypnoteaching sudah terbukti efektif untuk mengoptimalkan hasil
belajar-mengajar, jika tidak ada dukungan dari masyarakat metode ini bisa saja
hanya menjadi angin lalu.
5.
Proses untuk melakukan metode hypnoteaching bukan sesuatu yang instan.
Butuh beberapa tahap agar metode ini dapat dilaksanakan secara maksimal.
Pernyataan
ini didukung oleh pernyataan Hajar (2011: 83-84) bahwa hambatan untuk
menerapkan metode hypnoteaching
diantara adalah metode hypnoteaching
belum banyak digunakan oleh para pendidik Indonesia, banyaknya siswa yang ada
dalan kelas, perlu pembelajaran agar pendidik bisa melakukan hypnoteaching, biaya untuk melakukan
metode hypnoteaching terlalu tinggi,
kurangnya tenaga guru yang berminat untuk melakukan metode ini, kurangnya
sarana dan prasarana sekolah, dan kebanyakan siswa masih pasif pada kegiatan
belajar-mengajar.
Semua hambatan
tersebut sebenarnya mampu untuk diminimalisir jika semua pihak saling
mendukung. Contohnya saja persepsi masyarakat Indonesia yang terlanjur
menganggap hipnotis adalah hal yang negatif. Jika saja masyarakat Indonesia
lebih membuka pikiran untuk hal-hal yang baru, bukan tidak mungkin, hypnoteacing akan menjadi metode
pendidikan yang mampu meningkatkan kecerdasan sumber daya manusia Indonesia.
2.3 Cara Pelaksanaan Metode Pembelajaran Hypnoteaching
Untuk menerapkan
metode pembelajaran ini pastilah guru yang harus menguasai seluruh aspek dalam
pembelajaran, dengan begitu proses belajar-mengajar dengan hypnoteaching dapat dilaksanakan dengan baik. Guru dapat melatih
diri untuk dapat melakukannya. Langkah-langkah yang dapat ditempuh agar dapat
menerapkan metode hypnoteaching
adalah:
1.
Biasakanlah mengucapkan lafal-lafal dengan
fasih. Maksudnya, guru tidak boleh ragu dalam bertutur kata. Apalagi salah
mengungkapkan informasi yang akan disampaikan. Saat guru ragu dalam bertutur
kata, konsentrasi pada siswa akan berkurang, dan malah memikirkan apa yang guru
hendak katakan. Itu akan membuat para siswa merasa bingung.
2.
Belajar menggunakan intonasi yang bervariasi.
Sehingga siswa menikmati setiap hal yang guru katakan. Dalam kondisi tertentu,
guru menggunakan intonasi yang lebih tinggi dari biasanya. Bisa juga guru
menggunakan intonasi yang berada dibawah standar, misalnya berbisik.
Keterampilan ini juga harus diimbangi dengan penjiwaan guru.
3.
Menghilangkan penggunaan kata jeda seperti “e…”,
“emb…”, dan sejenisnya. Kata-kata tersebut keluar karena guru belum menguasai
konsep secara sempurna. Jika guru menggunakan kata jeda tersebut, informasi
yang akan diberikan guru tidak akan diterima siswa secara sempurna. Kebiasaan
buruk ini dapat dihilangkan dengan cara berlatih secara kontinu, dan memahami
konsep yang akan disampaikan dengan baik.
4.
Biasakan menggunakan kata-kata motivasi kepada
siswa, karena kata-kata tersebut dapat sangat membantu siswa untuk mengikuti
apa yang guru inginkan.
Selain
ditunjang oleh tenaga guru untuk memaksimalkan keberhasilan metode ini, salah
satu unsur hipnotis dalam proses pembelajaran adalah menggunakan alat peraga
atau mengeluarkan ekspresi diri. salah satu contohnya adalah dengan menggunakan
teknik cerita dan kisah tentang orang-orang sukses sebagai upaya untuk
memotivasi siswa. Dan juga ingatkan para siswa untuk menemukan motivasinya
sendiri.
Metode dalam hypnoteaching tidak bisa langsung
diterapkan oleh semua guru. Guru harus memiliki keterampilan untuk menghipnotis
siswa dengan benar agar hasilnya memuaskan.
Adapun
beberapa metode dalam pembelajaran hypnoteaching
menurut Hajar (2011: 119-120) adalah:
1.
Semua siswa dipersilahkan duduk dengan rileks.
2.
Kosongkan pikiran untuk sesaat.
3.
Tarik napas panjang melalui hidung, lalu
hembuskan lewat mulut.
4.
Lakukan secara berulang dengan pernapasan yang
teratur.
5.
Berikan sugesti pada setiap tarikan napas supaya
badan terasa rileks.
6.
Lakukan terus-menerus dan berulang, kata-kata
sugesti yang akan membuat suyet
nyenyak dan tertidur.
7.
Perhatikan posisi kepala dari semua suyet. Bagi yang sudah tertidur, akan
tampak tertunduk atau leher tidak mampu menahan beratnya kepala.
8.
Selanjutnya, berikan sugesti positif, seperti
fokus pada pikiran, peka terhadap pendengaran, fresh otak dan pikiran, serta
kenyamanan pada seluruh badan.
9.
Jika dirasa cukup, bangunkan suyet secara bertahap dengan melakukan
hitungan 1 sampai 10. Maka pada hitungan 10, semua suyet akan tersadar dalam kondisi segar bugar.
Adapun inti dari
hypnoteaching adalah seni
mempengaruhi para siswa agar terhipnotis dengan apa yang guru perintahkan.
Sehingga mereka mau dan mampu menerima pesan guru dengan senang hati, serta
menimbulkan keinginan untuk melakukannya. Pesan guru yang dimaksud disini
adalah dalam hal belajar. Saat melakukan hipnotis, guru akan memberikan sugesti
agar para siswanya termotivasi untuk belajar, guru juga akan memberikan pesan
supaya para siswa dapat bersikap lebih baik.
Hypnoteaching hanyalah salah satu dari
beberapa metode yang sedang berkembang ranah pendidikan Indonesia. Namun
efektivitas dan efisiensinya tergantung pada semua komponen, yaitu objek, pelaku,
situasi, dan kondisi pembelajaran. Oleh karena itu, sebelum menerapkan metode
pembelajaran ini, guru hendaknya menganalisi terlebih dahulu terhadap semua
daya dukung yang mampu membantu terlaksanya metode ini.
3. Penutup
3.1 Simpulan
Hypnoteaching adalah suatu proses
pembelajaran dengan ilmu hipnotis yang lebih menitik beratkan pada pemberian
sugesti positif dari guru ke siswa dan siswa ke dirinya sendiri. Sugesti
positif ini, nantinya akan mendorong pikiran bawah sadar siswa supaya
mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya pada saat pembelajaran dikelas.
Kelebihan dari
pembelajaran hypnoteaching adalah
proses belajar mengajar yang lebih dinamis dan ada interaksi yang baik antara
pendidik dan peserta didik, peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat
dan minatnya. Proses pemberian keterampilan banyak diberikan disini, proses
pembelajarannya lebih beragam, peserta didik dapat dengan mudah menguasai
materi karena termotivasi lebih untuk belajar, pembelajaran bersifat aktif,
pemantauan terhadap peserta didik lebih intensif, peserta didik lebih dapat
berimajinasi dan berfikir kreatif, peserta didik akan melakukan pembelajaran
dengan senang hati, daya serapnya lebih cepat dan lebih bertahan lama karena
peserta didik tidak menghafal, perhatian peserta didik akan tersedot penuh
terhadap materi, serta rasa percaya diri, disiplin dan keorganisasian peserta
didik akan meningkat.
Sedangkan
kekurangan dari pembelajaran hypnoteaching
adalah metode ini belum banyak digunakan oleh para pendidik di Indonesia, banyaknya
peserta didik yang ada disebuah kelas menyebabkan kurangnya waktu dari pendidik
untuk memberi perhatian satu per satu peserta didiknya, perlu pembelajaran agar
pendidik bisa melakukan hypnoteaching,
tidak semua pendidik menguasai metode ini, dan kurangnya sarana dan prasarana
yang ada disekolah.
Hypnoteaching merupakan suatu cara untuk
mengondisikan siswa di awal pembelajaran agar siswa siap dan termotivasi untuk
belajar. cara-cara agar guru dapat mengkondisikan siswa agar siswa siap dan
termotivasi untuk belajar adalah dengan membiasakan mengucapkan lafal-lafal
dengan fasih, menggunakan intonasi yang bervariasi, menghilangkan penggunaan
kata jeda seperti “e…”, “emb…”, dan sejenisnya, serta membiasakan diri untuk
menggunakan kata-kata motivasi kepada siswa.
Adapun inti dari hypnoteaching adalah seni mempengaruhi
para siswa agar terhipnotis dengan apa yang guru perintahkan. Sehingga mereka
mau dan mampu menerima pesan guru dengan senang hati, serta menimbulkan
keinginan untuk melakukannya.
Hypnoteaching hanyalah salah satu dari
beberapa metode yang sedang berkembang ranah pendidikan Indonesia. Namun
efektivitas dan efisiensinya tergantung pada semua komponen, yaitu objek,
pelaku, situasi, dan kondisi pembelajaran. Oleh karena itu, sebelum menerapkan
metode pembelajaran ini, guru hendaknya menganalisi terlebih dahulu terhadap
semua daya dukung yang mampu membantu terlaksanya metode ini.
3.2 Saran
1.
Untuk pemerintah, hendaknya pemerintah segera
mensurvei perkembangan siswa saat menerima pelajaran melalui metode ini. Dengan
begitu, pemerintah bisa mengambil tindakan tegas untuk pengembangan metode ini
kedepannya. Jika tidak, maka metode ini hanya akan menjadi angin lalu dan
bangsa ini kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kecerdasan sumber daya manusianya.
2.
Untuk pendidik, hendaknya pendidik belatih
dengan tekun untuk menjalankan metode ini. Dengan begitu, sesuai dengan
kelebihannya, hypnoteaching akan
menjadi metode yang baik untuk peningkatan kecerdasan siswa. Jika tidak, hasil
dari metode pembelajaran ini tidak akan maksimal.
3.
Untuk wali murid, hendaknya mendukung adanya
pengembangan metode pembelajaran hypnoteaching
ini. Dengan adanya dukungan masyarakat,
metode ini dapat diterapkan dengan baik di sekolah-sekolah. Jika tidak,
guru akan ragu untuk menerapkan metode ini karena takut wali murid akan
memprotes tindakan mereka.
Daftar Rujukan
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Hajar,
Ibnu. 2011. Hypnoteaching.
Jogjakatra: DIVA Press.
Haryanto.
2012. Pengertian Media Pembelajaran,
(Online), (http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/),
diakses 10 November 2013.
Hidayat,
Fauzi. 2012. Hypnoteaching, (Online), (http://renungan-hidayat.blogspot.com/2012/03/hypno-teaching.html),
diakses 18 Desember 2013.
Muslim,
Novrizal Bin. 2013. Hypnoteaching
“Menggunakan Rangkaian Kata Sugesti Pada Proses Pembelajaran Cemerlang”,
(Online), (http://www.slideshare.net/novrizalbinmuslim/buku-ajar-hypnoteaching-2013-revisi),
diakses 10 November 2013.
Sank,
Ridwan. 2013. Hypnoteaching “Rahasia
Melipatgandakan Daya Magnetis Guru”, (Online), (http://www.ridwansank.com/?Hypnoteaching%26nbsp
%3B), diakses 18 Desember 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar